Ereveld Menteng Pulo

Ereveld Menteng Pulo

Terletak di jantung kota Jakarta, makam kehormatan Menteng Pulo merupakan sebuah tempat penghormatan yang tenang bagi mereka yang telah gugur. Dengan ciri khas gereja Simultaan dan Kolumbarium yang penuh dengan kedamaian, tempat ini memberikan suasana yang cocok untuk merenung di tengah hiruk pikuk ibu kota. Makam kehormatan ini, berbeda dari tujuh makam kehormatan Belanda lainnya di Indonesia, menjadi lokasi peringatan hari nasional Belanda pada tanggal 4 Mei (Hari Berkabung) dan tanggal 15 Agustus (Berakhirnya Perang Dunia Kedua di Asia). Makam kehormatan Menteng Pulo menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi sekitar 4.000 korban Perang Dunia Kedua dan Revolusi Nasional Indonesia. Di antara mereka adalah Letnan Jenderal S.H. Spoor, yang meletakkan batu pertama makam kehormatan ini dan dimakamkan di sini bersama rekan-rekannya.

Video: Cara menuju Ereveld Menteng Pulo

Sejarah

Makam kehormatan Menteng Pulo dibangun oleh Letnan Kolonel Cadangan Ir. H. A. van Oerle, komandan zeni C. dari Divisi 7 Desember. Di bawah bimbingan van Oerle, makam kehormatan ini dirancang dan dibangun secara cermat dalam beberapa tahap, dengan menempatkan gereja Simultaan dan kolumbarium di pusatnya, yang melambangkan inti dari peringatan dan perenungan.

Awalnya, makam kehormatan ini terletak di pinggir kota Jakarta, dikelilingi oleh pohon-pohon palem, tempat yang tenang dan seperti berada di antah berantah. Namun, seiring dengan pesatnya pertumbuhan Jakarta, lokasi yang dulunya terpencil ini kini dikelilingi oleh gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, menempatkan pemakaman ini di jantung kota yang penuh dengan keramaian.

Transformasi tempat ini dimulai dari bagian tengah, yang dulunya terdapat bangunan beton milik Jepang. Setelah bangunan tersebut dibongkar, Ir. H.A. van Oerle mulai membangun makam kehormatan Belanda, mengubahnya menjadi tempat peringatan yang sakral.

Pendirian makam kehormatan ini secara resmi dikukuhkan oleh Letnan Jenderal S.H. Spoor pada tanggal 8 Desember 1947, sebuah tindakan yang menggarisbawahi pentingnya tempat peringatan ini dalam narasi sejarah dan budaya yang lebih luas. Sebagai pimpinan tertinggi Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL), Letnan Jenderal Spoor menekankan latar belakang yang beragam dari para korban perang yang dimakamkan di sini dan penghormatan yang sama bagi semua orang. 

Gambaran Umum Ereveld Menteng Pulo pada Mei 1946
Peletakan batu pertama oleh Letnan Jenderal Spoor

Aspek penting dari sejarah makam kehormatan ini adalah proses pemakaman kembali, sebuah upaya mendalam yang berbicara tentang persatuan dan rasa hormat bagi mereka yang mengabdi dan menderita. Awalnya, Dinas Pemakaman Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) membangun 22 makam kehormatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, dalam upaya konsolidasi yang signifikan selama tahun 1960an, atas permintaan pemerintah Indonesia, makam kehormatan ini digabung menjadi tujuh makam kehormatan yang saat ini berada di Jawa, termasuk Menteng Pulo.

Makam kehormatan ini khususnya telah menjadi saksi bisu pemakaman kembali korban perang dari Bandjermasin (1961), Tarakan (1964), Menado (1965), Palembang (1967), Balikpapan (1967), Makassar (1968) dan Tjililitan (1968). Dengan demikian, tempat peristirahatan terakhir para korban perang mendapatkan perawatan dan penghormatan yang maksimal, sekaligus memudahkan keluarga untuk mengunjungi orang yang mereka cintai.

Warga sipil pertama yang dimakamkan di sini adalah sepasang suami istri Van Harreveld, pada tanggal 14 Desember 1946. Pemakaman prajurit infantri W. van Kammen merupakan korban militer pertama di makam kehormatan ini pada 11 Februari 1947.

Letnan Jenderal Spoor sendiri dimakamkan di sini bersama rekan-rekannya saat ia meninggal pada tanggal 25 Mei 1949, yang semakin mengukuhkan pentingnya makam kehormatan ini sebagai simbol peringatan dan persatuan. Dengan dimakamkannya para korban perang, tempat ini menjadi awal di mana sejarah, pembelajaran dan rasa hormat bertemu.

Gereja Simultaan

Di tengah makam kehormatan Menteng Pulo, Gereja Simultaan berdiri sebagai lambang persatuan dan perenungan yang khidmat. Dengan bangunan yang kokoh berwarna putih, gereja Simultaan menjadi tempat yang tenang untuk merenung dan mencari kedamaian. Selesai dibangun pada tahun 1950, gereja ini tidak digunakan untuk peribadahan, tetapi dibuka untuk peringatan nasional Belanda dan acara-acara khusus lainnya. Desain gereja, yang menampilkan altar sederhana namun menyentuh di dalam interiornya yang berbentuk persegi panjang, menyambut pengunjung dari berbagai latar belakang masyarakat untuk merenungkan pengorbanan yang diperingati di sini.

Gereja Simultaan dihiasi dengan simbol-simbol kehidupan dan ciptaan Tuhan. Mendekati gereja, dapat dilihat dari pintu masuk, terdapat besi tempa yang dibentuk menjadi simbol-simbol yang bermakna menghiasi pintu-pintunya. Di sisi kanan, besi tempa tersebut menampilkan burung, hewan asli Indonesia, dan pohon. Sedangkan di sisi kiri, terdapat gambar ikan, tanaman, dan buah-buahan. Detail artistik ini mengundang refleksi tentang keindahan dan keanekaragaman kehidupan.

Simbolisme berlanjut di dalam gereja. Saat Anda masuk, di sepanjang sisi kanan dinding yang berongga yang menghadap ke kolumbarium, Anda dapat menemukan simbol-simbol unik lainnya. Salah satu simbol tersebut adalah jam pasir yang melambangkan waktu yang berlalu. Simbol mendalam lainnya adalah kupu-kupu yang mewakili jiwa, dikelilingi oleh ouroboros—ular yang memakan ekornya sendiri—lambang kuno keabadian. Penggambaran ini menyampaikan gagasan bahwa jiwa itu abadi, tidak pernah mati, dan berlangsung selamanya. Elemen-elemen ini, dan elemen-elemen lain yang serupa di gereja menciptakan ruang yang kaya dengan simbolisme dan makna yang meningkatkan peran gereja sebagai tempat mengenang dan merenung.

Lonceng yang dulunya berada di menara gereja, telah dipindahkan ke seberang gereja, sehingga mudah terlihat oleh pengunjung. Lonceng ini aktif digunakan dan dibunyikan selama peringatan nasional Belanda, bunyinya bergema sebagai pengingat rasa syukur dan pentingnya mengenang korban perang. Berbagai arsitektur menawan yang terletak di dalam makam kehormatan ini, menyediakan ruang yang mendalam di mana sejarah, perenungan, dan harapan berlebur menjadi satu.

Kolumbarium

Disamping gereja Simultaan berdiri sebagai bukti ketangguhan dan kenangan yang memilukan di makam kehormatan Menteng Pulo. Bangunan yang dirancang dengan elegan ini, dengan koridor-koridornya yang ditopang oleh pilar-pilar bundar berwarna putih, menampung 754 guci berisi abu korban perang Belanda yang mengalami kerja paksa dan meninggal di Jepang. Guci-guci ini ditemukan oleh pasukan AS dan kemudian dibawa ke Indonesia untuk ditempatkan di kolumbarium.

Suasana tenang di kolumbarium menjadikannya ruang untuk merenung. Di dalam kolumbarium, dan juga di beberapa bagian gereja, terdapat jendela mosaik yang dibuat pada tahun 1949 oleh seniman kaca C. Stauthamer. Jendela-jendela ini tidak hanya merupakan karya artistik tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Di kolumbarium, jendela mosaik kaca yang ikonik mewakili persaudaraan yang telah terbangun antara Indonesia dan Belanda. Bagian makam kehormatan ini mengundang pengunjung untuk berhenti sejenak dan merenungkan kisah-kisah keberanian dan pengorbanan yang terkandung di dalamnya, yang berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini, serta memori individu dan kolektif.

Monumen

Peta

Swipe to explore map

Menteng Pulo
EEA

Gerbang

EEB

Area Parkir

EEC

Gerbang Utama Ereveld Menteng Pulo

EED

Batu Pertama Ereveld Menteng Pulo

EEE

Pendopo, Pusat Informasi & Buku Tamu

EEF

Toilet umum

EEG

Monumen Penerbang

EEH

Monumen Perkapalan

EEI

Batu Peringatan Glodok

EEJ

Rosarium

EEK

Monumen Bendera

EEL

Patung Peringatan untuk Anak Perang

EEM

Gerbang Penghubung Ereveld & CWGC

EEN

Lonceng Tembaga

EEO

Gereja Simultaan

EEP

Kolumbarium

EEQ

Taman & Kolam

EER

Monumen Angkatan Darat Kerajaan Belanda

EES

Tiang Bendera Divisi 7 Desember (7DD)

EET

Monumen Divisi 7 Desember (7DD)

EEU
Ereveld Menteng Pulo
Kantor Opzichter
EEV

Bengkel Tanda Makam

EEW

Rumah Pengawas Pulo Ereveld Menteng

EE1
Di dalam gereja ada
juga Salib Burma-Thailand
EE2
Di kolumbarium
ada juga yang
guci simbolis untuk
prajurit yang Tidak Dikenal
EE-CILILITAN
EE-CILILITAN
EE-1
EE-2
EE-3
EE-4
EE-5
EE-6
EE-7
EE-8
EE-9
EE-10
EE-11
EE-12
EE-13
EE-7DD1
EE-7DD2
EE-7DD3
EE-7DD4

Informasi Kunjungan

Kunjungan Umum:

Pada jam buka, makam kehormatan Menteng Pulo dengan senang hati menyambut para individu dan kelompok kecil yang secara mandiri ingin berniat untuk berkunjung, meluangkan waktu untuk merenungkan sejarah dan cerita yang tersimpan di makam kehormatan Menteng Pulo. Jalan setapak yang tenang dan monumen-monumen yang khidmat menyediakan lingkungan yang kontemplatif bagi semua yang datang untuk memberikan penghormatan dan melakukan pembelajaran.

Kunjungan Kelompok dan Tur:

Bagi kalian yang tertarik dengan kunjungan yang lebih terstruktur atau ingin melakukan tur secara grup, penting untuk memperhatikan jam kerja kami. Selama jam kerja tersebut, kami mungkin dapat memfasilitasi tur yang dipimpin oleh manager makam kehormatan (tentunya dengan konfirmasi terlebih dahulu dan melihat ketersediaan waktu). Tur ini akan memperkaya wawasan yang lebih dalam tentang pentingnya situs ini dan kisah-kisah para korban perang yang dimakamkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh komunitas, lembaga pendidikan, organisasi, atau siapa pun yang ingin memahami lebih lanjut tentang situs bersejarah ini.

Tur dengan Pemandu Profesional melalui Mitra Kami:

Bagi pengunjung yang jadwalnya tidak sesuai dengan jam kerja staf kami, atau yang lebih menyukai pengalaman pemandu profesional, kami telah bermitra dengan pemandu lokal terkemuka di Jakarta. Beri tahu kami jika Anda tertarik dan kami akan mengarahkan Anda ke mitra kami.

Jika Anda tertarik untuk mengetahui berbagai jenis kunjungan yang sering dilakukan di makam kehormatan ini, silakan kunjungi halaman Kunjungi Kami .

Kegiatan yang Membutuhkan Izin

Diperlukan izin untuk melakukan peliputan, penelitian, penerbangan drone, pemotretan profesional dan penyelenggaraan acara di dalam makam kehormatan ini. Kami sangat menghargai pengertian dan kerja sama Anda dalam menjaga tempat ini.

Jam Buka

Setiap hari: 07.00 - 17.00 WIB

Jam Kerja

Senin - Kamis: 07.00 - 14.00 WIB
Jumat: 07.00 - 11.30 WIB
Sabtu: 07.00 - 13.00 WIB  

Hubungi Kami