Tentang Kami

Kantor pusat Yayasan Makam Kehormatan Belanda di Den Haag

Siapakah kami

Yayasan Makam Kehormatan BelandaOorlogsgravenstichting) di Indonesia merupakan perpanjangan tangan dari yayasan yang berkantor pusat di Den Haag, Belanda. Didirikan pada tanggal 13 September 1946, yayasan ini berdedikasi untuk melakukan tugas penting dalam memelihara lebih dari 50.000 korban perang Belanda di seluruh dunia, untuk menghormati warga sipil dan anggota militer yang gugur karena perang atau upaya menjaga perdamaian.

Di Indonesia, kami memiliki sekitar 120 karyawan yang tersebar di seluruh Jawa yang memiliki komitmen yang sama untuk melestarikan bagian penting dari sejarah bersama kita ini. Peran kami adalah memelihara dengan saksama 7 makam kehormatan di seluruh Jawa, yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi lebih dari 25.000 korban perang. Tempat-tempat khidmat ini merupakan bukti nyata dari berbagai kisah perang, yang menjadi tempat peristirahatan tidak hanya bagi anggota militer tetapi juga bagi sebagian besar warga sipil dari berbagai latar belakang yang terjebak di tengah-tengah konflik sejarah.

Apa yang kami lakukan

Yayasan Makam Kehormatan Belanda menjalankan lima tugas utama di Indonesia:

  1. Perawatan Makam Kehormatan: kami melakukan perawatan dan pelestarian tujuh makam kehormatan Belanda yang tersebar di pulau Jawa.
  2. Memfasilitasi Kunjungan Keluarga: kami mendukung keluarga dari Belanda untuk mengunjungi makam kehormatan melalui program ziarah yang terorganisir.
  3. Memberikan Informasi: kami menyediakan informasi yang akurat dan mudah diakses mengenai makam kehormatan serta para korban perang yang dimakamkan di dalamnya.
  4. Penelitian Nekrologi: kami melakukan penelitian sejarah dan genealogis untuk mendukung upaya memperingati korban perang dan memperbaiki kelengkapan data.
  5. Peletakan Bunga: Kami mengoordinasikan peletakan bunga di makam korban perang dan tugu peringatan yang berada dalam lingkungan makam kehormatan Belanda.

Bagaimana kami sampai di sini

Kehadiran Yayasan Makam Kehormatan Belanda di Indonesia berakar dari situasi setelah Perang Dunia Kedua (1939–1945) dan Revolusi Nasional Indonesia (1945–1949). Pendirian makam kehormatan Belanda di Indonesia dimulai antara tahun 1946 hingga 1950, diprakarsai oleh Dinas Pemakaman dari Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL). Tujuannya adalah untuk memberikan tempat peristirahatan yang layak bagi mereka yang gugur selama masa-masa penuh gejolak tersebut.

Setelah kemerdekaan Indonesia dan penyerahan kedaulatan, pemerintah Indonesia mengusulkan konsolidasi 22 lokasi pemakaman yang tersebar menjadi 12 kompleks makam kehormatan. Jumlah ini kemudian disederhanakan menjadi tujuh, semuanya terletak di pulau Jawa. Lokasi-lokasi ini dipilih tidak hanya atas pertimbangan praktis, tetapi juga untuk menjaga memori sejarah di tempat-tempat yang mudah diakses oleh generasi mendatang.

Dengan dibubarkannya KNIL pada tahun 1950, tanggung jawab perawatan makam-makam tersebut dialihkan kepada Yayasan Makam Kehormatan Belanda, sebagai bentuk kelanjutan komitmen untuk mengenang para korban perang, baik sipil maupun militer.

Saat ini, ketujuh makam kehormatan yang kami rawat di Indonesia menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para korban perang dari tiga periode konflik: Perang Dunia Kedua (1939–1945), Revolusi Nasional Indonesia (1945–1949), dan konflik Papua Barat (1950–1962). Melalui perawatan makam-makam ini, Yayasan Makam Kehormatan Belanda menyediakan ruang untuk mengenang, merenung, dan memahami, agar pelajaran dari masa lalu dapat membantu kita menuju masa depan yang damai dan aman bagi semua.

Upacara pemakaman kembali di Ereveld Ancol yang dipimpin oleh Hubertus Johannes Van Mook pada 29 November 1946
Upacara pemakaman kembali di Ereveld Kembang Kuning pada tahun 1949